You're always there for me. I Love U.

Monday, September 8, 2014

Bayar PLN September 2014 Rp.966.334,-

Kalau di sosmed ada yang posting tagihan fantastis untuk makanan di restoran dengan total sebesar Rp.1.000.000,-, di sini saya lagi syusyah kena tagihan listrik yang cukup fantastis di ukuran kantong saya. Terkejut juga ketika mau bayar tagihan listrik bulan ini yang sebesar Rp.966.334,-. (Terbilang: Sembilan Ratus Enam Puluh Enam Ribu Tiga Ratus Tiga Puluh Empat Rupiah). Pasalnya, selama ini pemakaian listrik saya rata-rata hanya di kisaran "seratusan ribu".

Ditambah lagi, sebelumnya sering sekali yang namanya "pemadaman bergilir" yaitu setiap tiga hari sekali. Belum lagi ditambah pemadaman 'tak bergilir' yang sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan juga bisa dilakukan.

Saya keluhkan tagihan sejumlah tersebut karena peralatan listrik di rumah saya juga tidak banyak, bahkan jumlah yang saya bayar ini bisa dibilang lebih besar daripada rumah tetangga saya yang menggunakan AC. Dan yang paling menyakitkan karena pemakaian saya rutin setiap bulan itu-itu saja, paling tinggi juga tidak sampai 'dua ratus ribu' (dalam 8 bulan terakhir, sejak Januari 2014).

Seandainya ada tambahan peralatan listrik yang memerlukan daya yang terbilang besar (AC misalnya), barangkali saya tidak akan 'jantungan' (walau tetap saja deg-degan). Ah, barangkali karena kenaikan TDL ya? Tapi, apa benar sampe segitunya?!!! Ck ck ck!

Tapi ya sudahlah, barangkali "uang kelebihan" pembayaran ini bukan haq saya, barangkali bukan rejeki saya, barangkali memang bukan untuk saya. Tapi, sakitnya tuh tetap saja di sini!


Sebelum saya tambah jantungan, saya pun berniat menemui petugas loket di mana saya dulu sering menyetor uang bulanan buat bayar tagihan. Hanya saja, karena sudah sore, kebetulan ada yang kerja dengan PLN di dekat rumah saya, saya pun minta bantuan ke beliau untuk dicekkan (tidak bisa berharap banyak ke beliau ini karena beliau ini sibuk di agen lapangan).

Karena merasa kurang terbantu, sebelum mendatangi loket, saya pun meminta wangsit kepada satu dari sekian banyak teman di FB yang bekerja di PLN. Alhamdulillah, tidak sia-sia punya akun FB, yang jauh menjadi dekat, yang dekat menjadi rapat, yang rapat jangan terlalu rapat (bukan muhrim). Ada dua kemungkinan mengapa hal ini terjadi dengan cara mengecek angka di meteran listrik:
  1. Jika angka LWBP di atas angka terakhir, kemungkinan selama ini pencatatan dilakukan dengan sistem kira-kira.
  2. Jika angka LWBP di bawah angka terakhir, kemungkinan ada kesalahan pencatatan.
Nah, dari saran teman di FB, status permasalahan bisa dikerucutkan ke nomor 1. Awalnya, saya kurang mengerti, namun setelah berpikir panjang akhirnya saya tahu juga. Dari sinilah, akhirnya saya berinisiatif untuk melakukan pencatatan setiap harinya untuk membaca pemakaian harian saya kira-kira berapa kWh, dengan harapan bisa menyuplai informasi ke 'hati' saya agar bisa menerima kenyataan ini.

Akhirnya, setelah melakukan perhitungan yang matang dan 'muddoh', saya pun berangkat ke loket pembayaran PLN setempat. Tadinya saya mau mendatangi pada hari sabtu (karena jum'at ternyata saya tidak bisa dikarenakan hal-hal lain sebagainya), tapi saya pikir saya tidak mengenakan seragam kalo hari itu. Niat saya urungkan sampai senin pagi sambil melakukan pencatatan pemakaian setiap harinya.

Dengan berbekalkan beberapa lembar print invoice di website PLN (saya print dari bulan Januari sampai dengan bulan September 2014), saya pun berangkat dengan santai. Setelah parkir di halaman kantor PLN (kalau parkir di jalan raya takutnya hilang ntar motor butut saya, harap maklum lagi musim pencuri), saya pun menuju ke bagian pelayanan teknis 123. Tak lama, cuma beberapa langkah dari halaman, pak satpam menyambut dengan sangat ramah. Bagus pelayanannya, jika tadi saya datang dengan perasaan marah pun insyaAllah bisa hilang.

Saya sudah menduga-duga, kalau kedatangan saya ini sebenarnya tidak ada gunanya, karena tetap saja saya akan disuruh bayar sejumlah yang tercantum dan catatan yang saya bawa juga tidak ada gunanya. Ternyata benar, hasil dari pertemuan saya dengan pegawai yang menangani permasalahan ini berupa kemungkinan yang pertama saya sebutkan di atas. Jawaban pak pegawai adalah "mungkin selama ini tagihan bapak menumpuk".

Tagihan menumpuk?

Tadinya saya gagal faham apa itu tagihan menumpuk. Alhasil dijelaskan bahwa selama ini pencatatan dilakukan dengan melakukan fotret menggunakan kamera (bukan DSLR), yang kadang-kadang seringkali hasilnya ngeblur. Sehingga teman-teman petugas input data terpaksa mereka-reka hasil pemotretan. Sehingga, boleh dikatakan hasil akhir yang ditagihkan ke pelanggan (yaitu saya) adalah rekaan semata-mata dengan perkiraan sekian sekian.

Dari sini, dikatakan bahwa 'kemungkinan' tagihan saya seharusnya bukan sekian sekian yang telah saya bayar, tapi musti lebih besar sekian sekian. Sehingga, jika ingin melihat tagihan saya yang sebenarnya, saya disuruh melakukan sendiri pengamatan pemakaian saya sehari-hari kira-kira sekian sekian. Nanti ketika didapat hasilnya per hari, misalnya 5 kWh bisa dikalikan dengan 30 hari, bisa didapat perkiraan rata-rata pemakaian per bulan kira-kira sebesar sekian sekian.

Sampai di sini saya sudah tidak ingin melanjutkan pembicaraan, karena saya sudah kehabisan kata-kata. Ya, mau ngomong apa lagi, info yang saya dapat dari teman FB pun juga seperti begitulah kemungkinannya. Saya tadinya mau bilang ini itu, tapi saya pun mengurungkan niat saya. Apalagi sebelumnya tadi sudah ada seorang pelanggan yang marah-marah sambil mengoyak lembaran rekening pembayaran listriknya. Sungguh saya pun tidak tega, apalagi mau berbuat seperti yang pelanggan sebelum saya tadi lakukan. Ditambah lagi, saya juga tidak tega melihat pak pegawai gemeteran menghadapi saya (padahal saya tadi santai-santai saja, tidak ada sepatah kata kasar pun keluar dari mulut mungil saya ini).

Saya pun permisi pulang dengan hati sedikit lebih lega (baca: ikhlas). Menenangkan hati dan pikiran saya untuk membayar sejumlah yang tertera di judul post ini dan menghilangkan kegalauan karena uangnya belum cukup di rekening saya. Hiks hiks!

Berkaca dari kejadian ini, saya berharap jangan sampai kejadian ini berulang kepada siapapun termasuk saya sendiri. Kepada pihak PLN, saya berharap:
  • Jangan mengandalkan hasil foto dari kamera saja, tapi tetap bikin satu catatan seperti dulu sehingga data angka-angka di foto bisa di-cross-check dengan catatan yang dibuat oleh petugas lapangan (tidak perlu kamera DSLR kan untuk menghasilkan jepretan foto yang bagus dan professional?).
  • Berhentilah dengan 'sistem kira-kira', karena itu hanya akan 'menyengsarakan' pelanggan (tidak perlu saya jelaskan betapa sengsaranya ketika perlu uang, ternyata di dompet sama sekali tidak punya).
  • Tolong pemadamannya jangan terlalu sering dan tanpa kenal waktu gitu. Pemadaman setiap 3 hari sekali ini saja sudah cukup menyisakan rasa tidak adil di lubuk hati terdalam kami, apalagi kalau yang tidak terjadwal gitu. Dampaknya bukan saja pada peralatan listrik di rumah kami menjadi lebih cepat rusak, tapi juga pada tagihan listrik kami ke depannya.
Oh iya, tadinya saya ingin meteran listrik saya dicek oleh pegawai teknis PLN, tapi tidak saya utarakan lagi setelah saya disarankan melakukan pengamatan sendiri. Hasilnya kira-kira seperti berikut, dimulai dengan pembayaran tagihan sejak Januari 2014:

Bulan
(2014)
LWBP LWBP
Tertagih
Total Bayar
(Rp.)
Bulan Sebelumnya Bulan Tertagih
Januari 7071,0 7183,0 112 115.765
Februari 7183,0 7295,0 112 115.765
Maret 7295,0 7399,0 104 107.496
April 7399,0 7508,0 109 112.665
Mei 7508,0 7616,0 108 111.631
Juni 7616,0 7723,0 107 110.597
Juli 7723,0 7831,0 108 111.631
Agustus 7831,0 7949,0 118 121.967
September 7949,0 8881,0 932 966.334

Tadi dikabarkan kalau hasil jepretan meteran saya tertanggal 24 Agustus 2014, nah ini kelanjutan perjalanan angka yang saya mulai catat sejak 'serangan kejut' beberapa hari lalu (maaf pengamatan angkanya tidak tentu jam per hari saking semangatnya saya dengan angka-angka, dan mohon maaf ini daftar angka bukan angka togel ya, tolong jangan dipasang atau dijadikan patokan prediksi jitunya, harrraaaammm!!!):

Tanggal Jam
(WIB)
Angka LWBP
4 September 2014 18:39 8937,6
5 September 2014 21:36 8942,2
6 September 2014 08:19 8944,4

17:34 8946,7

21:43 8947,3
7 September 2014 06:56 8948,7

08:58 8949,1

11:40 8950,0

14:53 8950,7
8 September 2014 06:42 8953,0

09:27 8954,2

12:22 8954,6

15:48 8955,1

18:59 8955,8

Setelah melakukan pengamatan selama seminggu, akhirnya saya berkesimpulan bahwa rata-rata penggunaan listrik di rumah saya hanya di kisaran 4,5 s/d 5,1. Jika diambil rata-rata per 30 hari, maka angka 150 barangkali yang lebih tepat.

Udah saya rapikan lagi dengan tabel terstruktur dan massif, sehingga jalannya angka-angka itu bisa terlihat lebih bagus dan tidak terkesan adanya kecurangan di setiap catatan yang saya buat. Pesan saya, jangan lupa tanyakan kepada yang lebih tau sebelum ngoceh yang tidak jelas yang pada akhirnya sama sekali tidak bermanfaat. Sekesal apapun, carilah jalan penyelesaian untuk masalah apapun dengan kepala dingin dan hati santun.

NB:
Thanks to Bang Junai udah membantu dengan infonya, sangat berguna sekali.
Tagihan sudah saya bayar hari ini seperti bulan-bulan sebelumnya menggunakan KlikBCA.
Buat isteriku di rumah, berhentilah menangis. Barangkali uang yang ini bukan rejeki kita (walaupun sejatinya kita sedang membutuhkan uang).

Buat yang menggunakan listrik pasca bayar, selalu awasi 'meteran' anda, jangan sampai kejadian seperti yang saya alami terjadi juga kepada anda.

No comments:

Post a Comment